Fenomena "Jam Karet" di Indonesia (Resume)

Fenomena jam karet tidak hanya terjadi pada beberapa golongan atau masyarakat saja, tetapi hampir semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Bukan hanya pada orang yang tidak berpendidikan, tetapi di dunia kampus juga terjadi hal yang sama.

Istilah jam karet berarti bahwa waktu yang elastis, dapat diubah tanpa merusak bentuk yang asli. Fenomena ini dapat dijumpai di berbagai tempat misalnya di dunia lapangan kerja seperti pertanian, perindustrian, dunia kampus dan lainnya. Orang Indonesia sering terlambat apabila diajak rapat atau ada pertemuan pada waktu tertentu. Misalnya dalam undangan rapat tertulis bahwa rapat akan diadakan pada hari senin pukul 09.00. Pada waktu yang telah ditentukan, belum banyak undangan yang datang bahkan hanya satu atau dua orang. Para undangan baru datang nanti sekitar pukul 10.00.

Ada perbedaan penyebab terjadinya fenomena jam karet pada orang desa dengan orang perkotaan. Di pedesaan biasanya terdiri atas petani yang umunya berpendidikan rendah. Sedangkan orang kota umumnya berpendidikan dan memiliki jadwal pekerjaan yang padat.

Penyebab terjadinya pada orang desa diakibatkan karena kurangnya pengetahuan tentang waktu seperti yang dipahami pada umumnya masyarakat dunia. Mereka kurang tahu mengenai penggunaan jam yang padahal mereka telah memilikinya. Masyarakat pedesaan sering mempergunakan jam tangan yang tidak aktif lagi. Selain itu pula mereka memilki pengaturan waktu sendiri. Misalnya pada masyarakat Islam pedesaan yang membagi waktu atas beberapa bagian. Misalnya waktu subuh (sekitar pukul 04.00-06.00), waktu dhuhur (sekitar pukul 13.00-15.00), ashar (sekitar pukul 15.30-18.00), magrib (pukul 18.00-19.15), dan Isya (pukul 19.30-waktu subuh tiba). Pada saat menentukan waktu pertemuan, mereka menyebut waktu dhuhur (yaitu pukul 13.00-15.00), bukan ditentukan dalam waktu jam. Sehingga bisa saja mereka datang pada pukul 14.00 atau lewat.

Sedangkan pada orang kota misalnya atasan perkantoran yang biasanya datang terlambat pada saat akan diadakan rapat di kantor. Sang atasan terlambat bedasarkan motivasi bahwa atasan tidak seharusnya menunggu bawahan, tetapi bisa jadi juga tanpa motiv hanya karena kebiasaan. Seperti halnya juga penyanyi terkenal yang sengaja terlambat agar diperhatikan oleh para penggemarnya.

Menurut ahli yang menganalisa berdasarkan analisa psikologi bahwa fenomena jam karet disebabkan oleh jadwal buang air besar sejak kecil yang tidak teratur yang kemudian dibawah sampai dia dewasa. Sebaiknya harus diperhatikan bahwa membiasakan anak buang air besar yang teratur sejak dini membawa dampak keteraturan hidupnya di waktu dewasa.

Untuk membangun Indonesia, fenomena jam karet akan menjadi hambatan yang sukar untuk diselesaikan. Maka dari itu hendaknya hal ini dicegah agar tidak menjadi kebiasaan generasi muda bangsa.


Tulisan ini diilhami dari sebuah Jurnal dengan judul "Catatan Antropologi". Penulis dan Penerbit tidak ditemukan karena jurnal tersebut telah berumur tua dan kondisinya telah rusak.

Follower

 
Great HTML Templates from easytemplates.com | Edited by Soe86