Antropologi Alqur'an (suatu pendekatan Antropologi dalam surat Al fatihah)

Diposkan Oleh: Fauziah

Adalah sebuah keistewaan tertinggi, manakala suatu disiplin ilmu mampu, menjadi jembatan untuk menganalisis, membaca setiap sendi kehidupan. Mungkin telah ,sadar atau tidak, bahwa Antropologi telah mampu membuka jendela mata hati kita, banyak hal yang dapat menjadi pusat perhatian untuk dikaji..termasuk menggali akan esensi yang terkandung pada sumber ilmu tertinggi bagi umat Islam yakni Al Qur’an… Apa yang akan saya bahas ini, adalah hasil penelahan dari sebuah buku berjudul “Antropologi Al Qur’an�, karya Baedhowi, seorang Doktor di UIN Yogyakarta, yang juga adalah peneliti dalam bidang Filsuf Islam. Adalah suatu pembahasan kritis, yang dianalisis oleh penulis terhadap salah satu Ilmuwan Islam Muhammad Arkoun, yang pada beberapa dekade terkahir banyak diperbincangkan di dunia Islam pada umumnya, dan di Indonesia pada khususnya. Arkoun yang mencoba mengkaji Al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan Antropologis, suatu disiplin ilmu. Dan salah satu bagian yang Arkoun kaji adalah surat, yang menjadi pembuka dalam Al Qur’an yakni surat Al-Fatihah. Menurut Arkoun, kata dan struktur sintaksis ( ) yang terdapat di dalam surat Al-Fatihah sangat terbuka terhadap seluruh kemungkinan makna yang berfungsi sebagai ladang simbolis. Arkoun hanya mengambil beberapa bagian dari surat Al-Fatihah, Misalnya, kalimat shirath al-ladzina an’amta’alaihim (jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat) dan juga ayat ghairi l maghdubi’alaihim waladhoolin (bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat). Jika ditafsir secara Antropologis,pada ayat itu, tersirat penafsiran yang membangun model humanitas yang saling berlawanan, yakni tipe ideal insan kamil (para nabi, imam dan orang-orang yang suci) dan tipe orang-orang terkutuk (kufar, fasiq dan munafiq) juga pemaknaan yang terkandung tentang tema sejarah spiritual kemanusiaan yang sangat mendasar, yakni tema-tema simbolis orang-orang yang dimurkai atau yang tersesat dari cerita-cerita orang terdahulu. Adapun maksud yang ingin ditunjukkan Arkoun, secara antropologis, Dari ungkapan seluruh susunan wacana Al Qur’an (dalam hal ini surat Al-Fatihah) adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam tentang asal-usul keberadaan manusia (originaire), seperti hidup, mati, waktu, cinta, kehendak, milik, keleluasaan, kesakralan, dan kekerasan. Penjelasan terhadap originaire ini dimaksudkan sebagai pelengkap pemahaman wacana Al Qur’an. Hal ini penting dikemukakan karena wacana Al Qur’an, selain berkaitan dengan bahasa simbolis, ia juga tidak bisa diartikan secara menyeluruh, logis, dan denotative seperti dalam analisis tanda dan makna leksikal. Sebagai salah satu kesimpulan dari kajian atas surat Al-Fatihah menurut Arkoun adalah bahwa kebahasaan Al Qu’ran sarat dengan kontribusi bahasa simbolis. Sebuah bahasa Agama yang memungkinkan ditemukannya kembali sebuah gaya tipikal dari pemikiran mitos.. Dengan demikian, maksud Arkoun menggunakan pendekatan antropologi untuk mengkaji Al Qur’an dalam rangka memikirkan kembali dasar-dasar yang lebih ilmiah melalui metode-metode yang ada. Kajian ini dilakukan oleh Arkoun untuk memperoleh kembali seluruh nilai dari sebuah kebenaran Islami.

Follower

 
Great HTML Templates from easytemplates.com | Edited by Soe86